Self love: Berpacu Pada Diri Sendiri, Sucikan Hati, Sinergikan

July 25, 2023 Off By lptq

Niat selalu disyariatkan sebagaimana diungkapkan dalam Alquran dan hadits.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Innamal’a’maalu binniyati wa innama likullimriiin maa nawa

“Setiap perbuatan (hanya sah) dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan imbalan sesuai dengan niatnya”. (HR Bukhari Muslim).

Secara Bahasa, arti niat sama dengan al-qasdu (bermaksud), al-azimah (tekad), al-iradah (keinginan), dan al-himmah (menyengaja). Terdapat banyak definisi niat dari para ulama. Salah satunya niat merupakan suatu keinginan maupun yang berarti kehendak untuk dapat taat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam setiap pekerjaan. Karena niat dan ibadah sangat erat kaitannya (Nashrullah, 2020).

Dalam setiap tindakan, tentunya ada dorongan dari dalam yang terdetak untuk kita melakukannya, yaitu suara hati. Hati adalah sumber segalanya. Dalam hadits disebutkan:

” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم.

“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka hati yang suci, bersih, jernih akan membuat semuanya baik dan lurus, namun apabila hati itu ada setitik noda, maka noda itu pula yang akan mewarnai hati itu dalam kelamnya.

Hati yang baik bukanlah hati yang tidak memiliki amarah, melainkan hati yanag mampu mengendalikan amarah. ‘jangan marah, maka bagimu surga (Hr. Thabrani)

Hati yang keras takkan mungkin menerima kebenaran, walaupun kebenaran itu sejels matahari -Habib Ali Zaenal Abidin Alhamid-

Hati memang tidak terlihat oleh kasat mata, akan tetapi dia bertempat di dalam tubuh yang sangat berperan penting dalam kehdiupan manusia. Karena jika kita melihat seseorang itu bahwa sesungguhnya itulah pribadi yang terpancar dari hatinya melalui akhlaknya maupun  tingkah lakunya. Tampilan fisik hati (iman) yang baik adalah akhlak yang senantiasa dijaga, pergaulan yang baik, menyennagkan, dna dicintai karena tulah dikatakan (Ust. Abu Abdirrahman Al-Hajjamy, 2017). Jadi make sure ya teman-teman bahwa dalam berkehidupan ini kita harus tetap memiliki niat yang baik dalam segala hal. Karena satu niat yang baik akan berdampak untuk kehidupan kita kedepannya begitupula sebaliknya.

Terkadang perjalanan kehidupan sering kita dapatkan banyak masalah yang sering menghantui kita, baik itu rasa galau, tidak percaya diri atau insecure (istilah bahasa zaman anak sekarang) dan berbagai cercahan maupun cemoohan dari banyak orang. Tapi percayalah, selama niat tulus dari dalam relung hati, atas kehendak-Nya semua akan berjalan dengan apa yang telah kita niatkan sesuai skenarionya. Pahamilah bahwa ridho manusia adalah suatu tujuan yang mustahil untuk kita dapatkan.

رضى الناس غاية لا تدرك

Ridhonnasi Ghoyatun Laa Tudrok

Kerelaan seluruh manusia adalah tujuan yang tak mungkin dicapai – Imam Syafi’i

Tetaplah jadi pribadi diri sendiri dengan versi masing-masing, tidak usah sibuk dengan penilaian orang lain akan tetapi penilain dari Allah SWT dilalaikan. Karena membuat semua orang senang itu mustahil, tidak semua orang suka dengan diri kita, kita pun tidak bisa membuat orang suka 100% dengan kita dalam aspek apapun. Sebagaimana semulianya Nabi Muhamamd SAW juga masih di benci oleh kaum kafir quraisy. Jadi first thing yang harus kita ingat menjadi versi terbaik bagi diri sendiri dengan niat yang ikhlas dan tulus adalah jalan terbaik. Selama itu masih dalam lingkup kebaikan dan kebenran jangan pernah goyah dan terombang-ambingkan pada hal yang sulit untuk dicapai, fokuslah kepada penilaian Allah dan  ridho Allah (Saputra, 2020).

Singa tidak menoleh sedikit pun ketika anjing menggonggong di belakangnya. Tidak tetap berjalan mantap. Maka belajarlah dari nasehat lama ini. Kita tidak perlu menoleh sedikit pun ketika orang-orang sibuk sekali menilai, berkomentar tentang kita. Teruslah focus, lakukan yang terbaik, besok lusa, orang-orang akan tahu mana singa betulan, mana anjing yang suka menyalak mengganggu -Tere Liye-

Hidup adalah karunia dan anugerah dari Allah SWT, maka tetaplah bertumbuh dengan menggunakan fasilitas yang ada, tapi jangan lupa, tetap jadikan dunia ditangan kita dan akhirat di hati kita, karena kita hebat dnegan cara kita masing-masing dengan segala kelebihan maupun kekurangan kita. Waktu sangat terbatas jika hanya sibuk mendengarkan komentar orang lain yang bukan siapa-siapa kita. Sederhananya, kita diciptakan dengan berbangsa-bangsa, berusuku-suku agar saling mengenal, memahami agar dapat tercipatanya suatu toleransi satu sama lain. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (al-hujurat :13)

Sebagai mahkluk sosial tentunya kita butuh orang lain dalam berkehidupan untuk berinterkasi, meminta pendapat, saling tolong menolong dan melengkapi satu sama lain, sehingga dapat terbentuk sebuah kedamaian, ketentraman, serta kesejahteraan dalam berkehidupan bermasyarakat.

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” (Al-Maidah: 2)

Berpaculah pada lintasan jalan kita masing-masing, mintalah petuah dari yang lebih paham, ikhtiarkan dalam usaha dan doa jangan lupa tetap tawakkal kepada Allah dan sampaikan niat positif dan selaraskan dengan ikhlas dan baik, karena semua akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, serta kembalilah kepada-Nya.

Yang tak pernah meninggalkanmu dalam keadaan apapun, maka Dialah sebaik-baik tempat kembali. Niatkan dengan hati ikhlas, laksanakan perintah-Nya, ikhtiarkan dan serahkan semua hasilnya kepada-Nya, so just be yours and love your self.

Referensi

Nashrullah, N. (2020, Mei 5). Alasan Mengapa Niat Diharuskan dalam Ibadah Seorang Muslim. Retrieved from Islam Digest: https://www.republika.co.id/berita/q9txjn320/alasan-mengapa-niat-diharuskan-dalam-ibadah-seorang-muslim

Saputra, u. R. (2020). Diperbudak Komentar. Retrieved from Teraju.id: https://teraju.id/opini/diperbudak-komentar-13841/

Ust. Abu Abdirrahman Al-Hajjamy, M. (2017, Mei 18). SEGUMPAL DAGING ITU ADALAH HATI. Retrieved from Alaminiyah WordPress: https://alaminiyah.wordpress.com/2017/05/18/segumpal-daging-itu-adalah-hati-ust-abu-abdirrahman-al-hajjamy-ma/

Penulis : Sayyidah Ilman Nisa (Anggota Divisi Syiar)